SHALAT QASHAR DAN SHALAT JAMA
A. Shalat Qashar
1. Pengertian Shalat Qashar
Shalat qashar ialah memperpendek atau meringkas shalat wajib yang empat rakaat menjadi dua rakaat dan dilakukan pada waktu masing-masing.1 Jadi, dari pengertian tersebut bahwa shalat yang boleh diqashar hanya ada tiga yaitu: shalat dzuhur, ashar dan isya.
2. Dasar Mengqashar Shalat
Ùا٠اضربتÙ
Ù٠اÙأرض ÙÙÙس عÙÙÙÙ
جÙاج ا٠تÙصر٠اÙ
٠اÙصÙاة ا٠خÙتÙ
ا٠ÙÙتÙÙÙÙ
اÙØ°ÙÙ ÙÙرÙا ا٠اÙÙÙرÙÙ ÙاÙÙا ÙÙÙ
عدÙاÙ
بÙÙا
âDan bila kamu bepergian di bumi, maka tidak mengapa atas kamu untuk mengqashar shalat, jika takut, bahwa orang-orang kafir itu akan mengganggu kamu karena sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimuâ.2
Menurut ayat di atas, mengqashar shalat hanya disyariatkan ketika dalam safar dan karena khawatir dari gangguan orang-orang kafir (tidak aman). Namun mengqashar shalat juga kemudian diberlakukan walaupun dalam keadaan aman. Hal ini sepeti dijelaskan dalam sebuah hadits sebagai berikut:
Ùا٠أب٠ÙعÙ٠ب٠أÙ
ÙØ©: ÙÙت ÙعÙ
ر ب٠اÙخطاب رض٠اÙÙ٠عÙÙ (ÙÙÙس عÙÙÙÙ
جÙاج ا٠تÙصرÙا Ù
٠اÙصÙÙØ© ا٠خÙتÙ
Ø£Ù ÙÙتÙÙÙ
اÙØ°ÙÙ ÙÙرÙا) ÙÙد اÙ
٠اÙÙØ§Ø³Ø Ùا٠عجÙت Ù
Ù
ا عجبت Ù
ÙÙ ÙسأÙت رسÙ٠اÙÙ٠ع٠ذÙÙ ÙÙاÙ: صدÙØ© تصد٠اÙÙ٠عÙÙÙÙ
Ù
اÙبÙÙا صدÙØ© â" رÙا٠Ù
سÙÙ
âAbu Yaâla Ibnu Umayah berkata, âsaya pernah bertanya kepada Umar Ibnu al-Khatab tentang ayat LAISA âALAIKUM JUNAHUN ... KAFARU. Sedangkan sekarang orang-orang telah aman? Umar menjawab, âakupun pernah kaget sebagaimana engkau kaget, lalu saya bertanya kepada Rasulullah SAW, mengenai hal itu. Beliau menjawab, âitu adalah shadaqah yang Allah bershadaqah dengannya at as kalian. Maka terimalah shadaqah-Nyaâ (HR. Muslim).4
Shalat yang boleh diqashar seperti tersebut dalam pengertian di atas adalah shalat yang empat rakaat. Karena shalat-shalat inilah yang dibenarkan oleh Rasulullah SAW. Untuk diqashar sebagaimana Abdullah Bin Umar mengatakan:
صØبت اÙÙب٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
ÙÙÙ ÙاÙØ°Ùد Ù٠اÙسÙر عÙ٠رÙعتÙÙ Ùأبا بÙر ÙعÙ
Ù ÙعثÙ
ا٠ÙØ°ÙÙ - رÙا٠اÙبخارÙ
âAku menyertai Nabi dalam safarnya. Beliau tidak (shalat) lebih dari dua rakaat (kecuali maghrib). Demikian juga Abu Baka, Umar dan Utsmanâ (HR. Bukhari).5
Dari penjelasan dan hadits di atas mungkin muncul pertanyaan kenapa shalat subuh dan maghrib tidak bisa diqashar? Jawabnya, kalau kita telaah dari berbagai hadits, karena hal itu tidak dilakukan oleh Rasulullah. Namun, ada juga para ulama menjelaskan kenapa shalat maghrib dan subuh tidak diqashar. Karena, tidak mungkin untuk melakukan shalat 1,5 rakaat untuk maghrib sedangkan untuk shalat subuh orang jarang bepergian untuk melewati subuh. Yang pasti hal itu tidak dilakukan oleh Rasulullah.
3. Syarat-syarat Shalat Qashar
Dalam shalat qashar ada beber apa syarat yang perlu diperhatikan sehingga shalat ini bisa dilakukan.
- Orang yang sedang bepergian atau merantau dan perjalanan yang dilakukan bukan maâsiat (terlarang). Sebagaimana disebutkan dalam hadits Tsumamah bin syarahbil:
خرجت Ø¥Ù٠اÙ٠عÙ
ر ÙÙÙت: Ù
اصÙاة اÙÙ
سÙØ±Ø ÙÙاÙ: رÙعتÙ٠رÙعبÙ٠اÙا صÙاة اÙÙ
غرب Ø«Ùاثا - رÙا٠اØÙ
د
âSaya pernah pergi ke tempat Ibnu Umar, saya bertanya kepadanya: bagaimanakah shalatnya musafir? Jawabnya: âDua rakaat-dua rakaat kecuali shalat maghrib, tiga rakaatâ (HR. Ahmad).6
b. Perjalanannya jarak jauh. Tentang berapa (meter/kilo/mil) jarak tempuh yang membolehkan mengqashar shalat dapat dilihat pada hadits di bawah ini.7
< div dir="rtl" style="text-align: justify;">Ùا٠اÙس: Ù
ÙÙت Ù
ع رسÙ٠اÙÙ٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
اÙظÙر بÙÙ
دÙÙØ© اربعا ÙصÙت Ù
ع٠اÙعصر بذاÙØÙÙÙØ© رÙعتÙÙ (رÙا٠Ù
سÙÙ
). Ùا٠أÙس رض٠اÙÙ٠عÙÙ: Ùا٠رسÙ٠اÙÙ٠اذ خرد Ù
سبرة Ø«Ùاثة اÙ
Ùا٠ا٠ثÙاثة Ùراسخ عÙ٠رÙعتÙÙ - رÙا٠Ù
سÙÙ
âAnas r.a berkata: âAku shalat bersama Rasulullah di Madinah empat rakaat (sebelum safar) dan aku shalat ashar bersama beliau di Dzulhulaifah dua rakaatâ (HR. Muslim).
âAnas r.a berkata: âRasulullah SAW., apabila melakukan perjalanan tiga mill atau tiga farsakh, shalat dua rakaatâ (HR. Muslim).
Dari kedua hadits di atas dapat kita ketahui bahw a jarak perjalanannya minimal tiga mil atau tiga farsakh. Satu mil + 1.748 m. Jarak antara Madinah dan Dzulhulaifah + 6 mil. Sedangkan satu farsakh + 8 km atau 4,57 mil, atau jarak perjalanan itu lebih dari satu hari satu malam. Akan tetapi yang kita dapati pada buku pelajaran fiqih dari mazhab Syafiâi ditulis bahwa jarak beperbian yang dibenarkan untuk mengqashar shalat adalah delapan puluh mil atau + seratus dua puluh kilometer. Dan inilah yang banyak diikuti oleh sebagian umat Islam di negeri kita. Karena yang ditetapkan oleh Rasulullah adalah tiga mil ke atas, maka yang lebih utama kita ikuti adalah ketetapan Rasulullah SAW ini.
Ùا٠أÙس رض٠اÙÙ٠عÙÙ: خرجÙا Ù
ع اÙÙب٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
Ù
٠اÙÙ
دÙÙØ© Ø¥Ù٠اÙÙ
ÙØ© ÙصÙ٠رÙعتÙÙ Øت٠رجعÙا اÙ٠اÙÙ
دÙÙØ©, ÙÙÙت اÙÙ
تÙ
بÙا Ø´ÙØ£Ø Ø§ÙÙ
Ùا بÙا عشرا - رÙا٠اÙبخارÙ
âAnas r.a berkata kami keluar bersama Nabi dari Madinah ke Mekkah. Beliau shalat dua rakaat sehingga kami kembali ke Madinah. Maka aku bertanya, âApakah kalian bermukim di Mekkah? Jawabnya: kami bermukin di Mekkah selama sepuluh hariâ (HR. Bukhari).
Hal yang serupa batas lamanya mengqashar shalat tidak ditentukan itu dapat kita lihat dari hadits Tsumamah Ibnu Syarahir yang diriwayatkan oleh Ahmad, ia berkata: âsaya menemui Ibnu Umar, lalu saya bertanya âApakah shalat musafir ituâ? ia menjawab dua rakaat-dua rakaat kecuali shalat maghrib. âSaya bertanya lagi, apa pendapatmu jika kami berada di Dzilmajaj?â. Ia balik bertanya, âapakah Dilmajaz itu?â saya menjawab, âsuatu tempat yang kami berkumpul, berdagang, dan tinggal selama dua puluh lima hari atau lima belas malamâ. Ibnu Umar berkata, âHai anak laki-laki, saya pernah tinggal di Ajerbeijan. S aya tidak yakin apakah empat bulan atau dua rakaatâ.
Jadi kalau kita lihat dari hadits di atas memang tidak ada ketentuan untuk batas lamanya mengqashar shalat bagi musafir. Dan mungkin inilah yang dimaksud oleh sebagian para ulama sebagai salah satu syarat bahwa shalat qashar masih harus ada dalam bepergian.
c. Shalat yang diqashar itu, shalat adaan (tunai) bukan shalat qadha. Adapun shalat yang ketinggalan di waktu berjalan boleh diqashar atau diqadha dalam perjalanan, tetapi yang ketinggalan sewaktu mukim tidak boleh diqadha dengan qashar sewaktu dalam perjalanan.8
d. Berniat qashar ketika takbiratul ikhram.
e. Tidak bermamum sekalipun sebentar kepada orang yang tidak mengqashar shalatnya, sekalipun juga musafir.9
4. Tata Cara Shalat Qashar
Pada prinsipnya, pelaksanaan shalat qashar sama dengan shalat biasa hanya saja berbeda pada niat rakaatnya dijadikan 2 rakaat dan tidak ada tahiyat awal. Jadi setelah dua rakaat maka lakukanlah tahiyat akhir dan salam. Contoh niat shalat dzuhur yang diqashar:
ÙÙÙت اصÙÙ Ùرض اÙظÙر Ù
ÙصÙرة ÙÙ٠تعاÙÙ
âAku tunaikan shalat fardhu dzuhur, diqashar karena Allah Taâalaâ.10
B. Shalat Jamaâ
1. Pengertian Shalat Jamaâ
Shalat jamaâ artinya mengumpulkan dua shalat wajib dalam satu waktu.11 Misalnya, shalat dzuhur dan ashar pada waktu dzuhur atau ashar.
2. Dasar Shalat Jamaâ
Shalat jamaâ hukumnya boleh bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan berada dalam keadaan hujan, sakit atau karena ada keperluan lain yang sukar menghindarinya.12 Akan tetapi selain dari perjalanan masih diperselisihkan para ulama. Shalat wajib yang boleh dijamaâ ialah shalat dzuhur dengan shalat ashar dan shalat maghrib dengan shalat isya. Dasarnya hadits Ibnu Abbas:
Ùا٠رسÙ٠اÙÙ٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
ÙجÙ
ع بÙ٠صÙاة ا٠ظÙر ÙاÙعصر إذا Ùا٠عÙ٠ظÙر سÙر ÙÙجÙ
ع بÙ٠اÙÙ
غرب ÙاÙعشاء - رÙا٠اÙبخارÙ
âRasulullah SAW biasa menjamaâ antara shalat dzuhur dengan ashar, apabila beliau sedang dalam perjalanan dan menjamaâ maghrib atau isyaâ.
Menjamaâ shalat isya dengan shubuh tidak boleh atau menjamaâ shalat ashar dengan maghrib juga tidak boleh, sebab menjamaâ shalat yang dibenarkan oleh Nabi SAW hanyalah pada seperti tersebut pada hadits-hadits Ibnu Abbas. Adanya orang yang menjamin lima shalat wajib sekaligus pada saat yang sama adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Orang yang melakukan hal semacam ini biasanya beranggapan bahwa boleh mengqadha shalat. Padahal shalat wajib yang ditinggalkan oleh seorang muslim, selain karena haid atau nifas atau keadaan bahaya maka orang itu termasuk melakukan dosa besar dan sh alat wajib yang ditinggalkannya itu tidak dapat diganti pada waktu yang lain atau diqadha. Sebagaimana dalam sebuah hadits.
Ùا Ùض٠Ù٠اÙصÙاة ÙÙÙÙ Ùض٠Ù٠اÙصÙÙ
- اÙØدÙØ«
â... tidak ada qadha dalam shalat tapi qadha itu ada pada puasaâ (Al Hadits).
3. Macam-macam Shalat Jamaâ
Shalat jamaâ dibagi pada dua bagian yaitu jamaâ taqdim dan jamaâ takhir. Jamaâ taqdim ialah melaksanakan shalat dzuhur dan ashar pada waktu dzuhur; shalat maghrib dan isyaâ di waktu maghrib. Sedangkan jamaâ takhir ialah melaksanakan shalat dzuhur dan ashar di waktu ashar; shalat maghrib dan isyaâ di waktu isya.
Sabda Rasulullah SAW.
ع٠أÙس Ùا٠Ùا٠رسÙ٠اÙÙ٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
اذا رØÙ Ùب٠ا٠تزÙغ اÙØ´Ù
س اخر اÙظÙر اÙ٠اÙÙÙب اÙعصر تÙ
Ùز٠ÙÙ
ع بÙÙÙÙ
ا Ùإ٠زاعت Ùب٠ا٠ÙرتØ٠صÙ٠اÙظÙر تÙ
رÙب - رÙاة اÙبخار٠ÙÙ
سÙÙ
âDari Anas katanya: Rasulullah SAW, Apabila berangkat dalam perjalanan beliau, sebelum tergelincir matahari, maka beliau taâakhirkan sembahyang dzuhur ke waktu ashar, kemudian beliau turun (berhenti) beliau jamaâkan keduanya (dzuhur dan ashar) maka jika telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, beliau sembahyang dzuhur dahulu, kemudian baru beliau naik kendaraanâ (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan juga sabda beliau:
Ùا٠صعاذ ب٠جب٠رض٠ا٠Ù٠عÙÙ Ùا٠اÙÙب٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
Ù٠غزÙØ© تبÙ٠اÙا ارتØÙ Ùب٠ا٠تزÙغ اÙØ´Ù
س أخر اÙظÙر Øت٠ÙجÙ
عÙÙ
ا اÙ٠اÙعصر ÙصÙÙ
ا جÙ
Ùعا. Ùاذا ارتØ٠بعد زÙغ اÙØ´Ù
س صÙ٠اÙظÙر ÙاÙعصر جÙ
عا Ø«Ù
سار. ÙÙا٠اذا ارتØÙ Ùب٠اÙÙ
غرب اÙÙ
غر Øت٠ÙصÙÙÙ
ا Ù
ع اÙعشاء Ùإذا ارتØ٠بعد اÙÙ
غرب عج٠اÙعشاء ÙصÙاÙÙ
ا Ù
ع اÙÙ
غرب
رÙا٠اب٠دÙد ÙاترÙ
دÙ-
âMuadz Ibnu Jabal r.a berkata, âNabi SAW pada perang tabuk, bila terangkat sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan dzuhur, kemudian menjamaânya dengan ashar. Tetapi apabila berangkat setelah tergelincir matahari, beliau menjamaâ dzuhur dan ashar (pada waktu dzuhur), lalu berangkat (meneruskan perjalanannya). Demikian pula bila ia berangkat sebelum maghrib sehingga ia menjamaânya dengan isya, dan bila berangkat setelah waktu maghrib beliau menyegerakan isyaâ dan menjamaânya dengan maghrib (jama taqdim)â (HR. Abu Daud dan Turmudzi).
4. Syarat-syarat Shalat Jamaâ
Pada hadits di atas sudah jelas bahwa shalat jamaâ dibagi pada dua bagian yaitu jamaâ taqdim dan jama takhir. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan ketika akan menjelaskan shalat jamaâ, baik itu jama taqdim maupun jamaâ takhir. Adapun syarat jamaâ taqdim berdasarkan sebagian ulama ada tiga:13
- Niat jamaâ pada shalat yang pertama sekalipun dalam prakteknya akan dipisahkan dengan salam.
- Tertib, maksudnya hendak dimulai dengan sembahyang yang pertama (dzuhur sebelum ashar, maghrib sebelum isyaâ).
- Muawalah dalam penilaian umum. Dalam hal ini, tidak mengapalah bila shalat yang dijamaâ itu terpisahkan sejenak, tidak cukup melakukan shalat dua rakaâat. Akan tetapi yang lebih utama berturut-turut seolah-olah satu sembahyang.
Sedangkan syarat jamaâ takhir adalah sebagai berikut:14
a. Niat jamaâ pada waktu shalat yang pertama.
b. Masih dalam bepergian hingga selesai shalat yang kedua.
5. Tata Cara Shalat Jamaâ
a. Cara mengerjakan shalat jamaâ taqdim
Bila seseorang hendak shalat dzuhur dan ashar pada waktu dzuhur (jamaâ taqdim) kerjakanlah shalat dzuhur sampai malam, terus disambung dengan shalat ashar sampai selesai. Niat shalat ashar yang dijamaâ taqdim dengan shalat dzuhur dikerjakan waktu dzuhur:
اصÙÙ Ùرض٠اÙظÙر اربع رÙعات Ù
جÙ
Ùعا باÙعصر جÙ
ع تÙدÙÙ
ÙÙ٠تعاÙÙ
âSaya tunaikan shalat fardu dzuhur empat rakaat, dijamaâ taqdim dengan shalat ashar karena Allah Taâalaâ.
b. Cara mengerjakan shalat jamaâ takhir
Bila seseorang hendak shalat maghrib dan isya pada waktu isya (jamaâ takhir) kerjakanlah shalat isya sampai sama terus sambung dengan s halat maghrib sampai selesai. Dan pada waktu shalat yang pertama harus dilakukan niat untuk mengerjakan shalat pada waktu yang kedua. Adapun niatnya sebagai berikut:
اصÙÙ Ùرض اÙعشاء اربع رÙعات Ù
جÙ
Ùعا بااÙÙ
غرب جÙ
ع تاخÙر ÙÙ٠تعاÙÙ
âSaya tunaikan shalat fardhu isya empat rakaat dijamaâ takhir dengan maghrib, karena Allah Taâalaâ.
C. Shalat Jamaâ Qashar
Biasanya para musafir kalau mengerjakan shalat jamaâ sekaligus diqashar (diringkas)15. Adapun prakteknya sama dengan shalat jamaâ taqdim dan shalat jamaâ takhir. Hanya saja karena mengerjakannya diringkas, maka shalat dzuhur, ashar dan isya dilakukan hanya 2 rakaâat. Kedua shalat dikerjakan dalam satu waktu dan jumlah rakaâatnya menjadi 2, kecuali shalat maghrib hanya bisa dijamaâ tapi tidak bisa diqashar. Disamping itu di dalam menjalankan shalat qashar tidak ada tasyahud awal. Karena di dalam shalat qashar seperti shalat dzuhur, shalat ashar dan shalat isyaâ hanya dikerjakan 2 rakaâat. Jadi pada waktu rakaâat yang kedua langsung tasyahud akhir dan salam.
Contoh niat shalat jamaâ taqdim qashar:
اصÙÙ Ùرض اÙعصر رÙعتÙÙ Ù
جÙ
Ùعا باÙظÙر جÙ
ع تÙدÙÙ
Ùصرا ÙÙ٠تعاÙÙ
âSaya tunaikan dzuhur diringkas 2 rakaâat dijamaâ taqdim dengan shalat ashar, sekaligus diqashar, karena Allah Taâalaâ.
Contoh niat shalat jamaâ takhir qashar:
اصÙÙ Ùرض اÙعشاء رÙعتÙÙ Ù
جÙ
عÙعا باÙÙ
غرب جÙ
ع Ùاخ٠Ùصرا ÙÙ٠تعاÙÙ
âSaya tunaikan shalat fardhu isya dua rakaat, dijamaâ takhir dengan maghrib sekaligus diqashar karena Allah Taâalaâ.
____________________________________
1. Drs. M. Thalib. Fiqih Tsanawiyah. Kota Kembang. Yogyakarta. 1994. Hlm: 72.
2. QS. An-Nisa [4]: 101.
3. Dewan Hisbah PP. Persis. Risalah Shalat. Pustaka Umat. Bandung. 2002. Hlm: 184.
4. Dewan Hisbah PP. Persis. Op. Cit., hlm. 187.
5. Muhammad Ibnu Ahmad. Kasifatu As-Saja. Surabaya. Hlm: 87.
6. Drs. Aliy Asâad. Fathul Muâin I. Menara Kudus. Yogyakarta. 1979. Hlm: 348.
7. Dewan Hisbah PP. Persis. Op. Cit., hlm: 187.
8. Ibid, hlm. 121.
9. Drs. Aliy âAsad. Op. Cit. Hlm. 350.
10. Muhammad Ibn Ahmad. Op. Cit, hlm. 86.
11.Drs. M. Thalib. Op. Cit, hlm. 71.
12.Drs. Aliy âAsad. Op. Cit. Hlm. 351.
13.Ibid, hlm. 350.
14.Ibid, hlm. 351.
15. Modul Fiqih untuk D2 PPGI, hlm. 94.