Pembahasan mengenai contoh KTI selanjutnya adalah tentang "Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini". Dengan pembahasan contoh karya tulis ilmiah kebidanan ini diharapkan dapat menambah informasi untuk rekan mahasiswa yang membutuhkan info mengenai skripsi tentang gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
Karya tulis ilmiah dengan judul asli yaitu Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini Di RSU Tempat Kamuaja Tahun 2008 ini akan coba kita kupas isinya melalui berbagai informasi pembahasan yang terdapat dalam halaman abstraksi. Dengan meninjau isi halaman ini diharapkan isi pembahasan seperi bab i, bab ii bab iii dan seterusnya dapat diketahui atau paling tidak ada sedikit gambaran mengenai bab-bab karya tulis tersebut.
ABSTRAKSI
Pada karya tulis ini membahas tentang gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di RSU Tempat Kamuaja Kapoke tahun 2008. Latar belakang dari karya tulis ilmiah ini adalah karena meningkatnya kejadian ketuban pecah dini di RSU Tempat Kamuaja dari tahun 2007-2008 yaitu pad kehamilan <37 minggu sebesar (15,9%) dan >37 minggu (84,1%) tahun 2007. Dan tahun 2008 pada kehamilan <37 minggu (19,6%) dan > 37 minggu (80,4%). Tujuan dari karya tulis ini ialah untuk mengetahui distribusi frekuensi persalinan dengan KPD berdasarkan variable usia, paritas, gestasi, dan jenis persalinan yang terjadi di RSU Tempat Kamuaja tahun 2008. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang di peroleh penulis dari bagian rekam medic RSU Tempat Kamuaja Kapoke.
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum persalinan bertangsung atau sebelum inpartu yang ditandai dengan keluarnya air-air dari vagina setelah usia kehamil an 22 minggu (Abdul Bari, 2002). Factor predisposisi terjadinya KPD di antaranya yaitu infeksi, incompetensi servikalis, overdistensi uterus, trauma,kelainan letak, keadaan social ekonomi, factor lain (CPD, defisiensi vitamin C, multigraviditas).
Tingkat kejadian BBLR di RS Tempat Kamuaja tahun 2010 adalah sebanyak 66 kasus dengan klasifikasi BBLR 35 kasus (58,33%), BBLSR 15 kasus (25%) dan BBLER 10 kasus (16,67%). Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi ibu bersalin dengan BBLR di RS Tempat Kamuaja tahun 2010 berdasarkan umur ibu paling sering di jumpai pada usia 20-35 tahun yaitu sebesar 40% (24 kasus), berdasarkan paritas ibu paling sering di jumpai pada ibu multipara yaitu sebesar 43,33% (26 kasus), berdasarkan pekerjaan ibu paling sering di jumpai pada ibu yang tidak bekerja (IRT) yaitu sebesar 41,67% (25 kasus), berdasarkan pendidikan ibu paling sering di jumpai pada ibu dengan pendidikan rendah (SD-SMP) yaitu sebesar 58,33% (35 kasus), berdasarkan kadar hemoglobin paling sering di jumpai pada ibu yang tidak anemia yaitu sebesar 56,66% (34 kasus), dan berdasarkan usia kehamilan paling sering dijumpai pada usia kehamilan <37 minggu (preterm) sebesar 63,33% (38 kasus).
Menegakkan diagnose KPD dengan tepat adalah sangat penting, karena dapat menentukan tindakan selanjutnya yang tepat dan cepat. Penegakkan diagnose yang tidak tepat dapat menimbulkan pengambilan tindakan medic yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Seperti pada penegakkan diagnosa positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi yang dapat menjadi terlalu awal atau melakukan SC yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negative palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin beresiko terkena infeksi yang lebih besar dan dapat mengancam kehidupan ibu, janin atau keduanya. Oleh karena itu di perlukan diagnosa yang tepat dan cepat.
Kepustakaan : 17 (2001-2008)
Keyword : Ketuban Pecah Dini (KPD)
Semoga dengan pembahasan mengenai Contoh KTI Tentang Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini ini dapat memberikan inspirasi kepada penngunjung semua terutama rekan mahasiswa kebidanan yang sedang membutuhkan contoh skripsi KTI.
Pada karya tulis ini membahas tentang gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di RSU Tempat Kamuaja Kapoke tahun 2008. Latar belakang dari karya tulis ilmiah ini adalah karena meningkatnya kejadian ketuban pecah dini di RSU Tempat Kamuaja dari tahun 2007-2008 yaitu pad kehamilan <37 minggu sebesar (15,9%) dan >37 minggu (84,1%) tahun 2007. Dan tahun 2008 pada kehamilan <37 minggu (19,6%) dan > 37 minggu (80,4%). Tujuan dari karya tulis ini ialah untuk mengetahui distribusi frekuensi persalinan dengan KPD berdasarkan variable usia, paritas, gestasi, dan jenis persalinan yang terjadi di RSU Tempat Kamuaja tahun 2008. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang di peroleh penulis dari bagian rekam medic RSU Tempat Kamuaja Kapoke.
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum persalinan bertangsung atau sebelum inpartu yang ditandai dengan keluarnya air-air dari vagina setelah usia kehamil an 22 minggu (Abdul Bari, 2002). Factor predisposisi terjadinya KPD di antaranya yaitu infeksi, incompetensi servikalis, overdistensi uterus, trauma,kelainan letak, keadaan social ekonomi, factor lain (CPD, defisiensi vitamin C, multigraviditas).
Tingkat kejadian BBLR di RS Tempat Kamuaja tahun 2010 adalah sebanyak 66 kasus dengan klasifikasi BBLR 35 kasus (58,33%), BBLSR 15 kasus (25%) dan BBLER 10 kasus (16,67%). Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi ibu bersalin dengan BBLR di RS Tempat Kamuaja tahun 2010 berdasarkan umur ibu paling sering di jumpai pada usia 20-35 tahun yaitu sebesar 40% (24 kasus), berdasarkan paritas ibu paling sering di jumpai pada ibu multipara yaitu sebesar 43,33% (26 kasus), berdasarkan pekerjaan ibu paling sering di jumpai pada ibu yang tidak bekerja (IRT) yaitu sebesar 41,67% (25 kasus), berdasarkan pendidikan ibu paling sering di jumpai pada ibu dengan pendidikan rendah (SD-SMP) yaitu sebesar 58,33% (35 kasus), berdasarkan kadar hemoglobin paling sering di jumpai pada ibu yang tidak anemia yaitu sebesar 56,66% (34 kasus), dan berdasarkan usia kehamilan paling sering dijumpai pada usia kehamilan <37 minggu (preterm) sebesar 63,33% (38 kasus).
Menegakkan diagnose KPD dengan tepat adalah sangat penting, karena dapat menentukan tindakan selanjutnya yang tepat dan cepat. Penegakkan diagnose yang tidak tepat dapat menimbulkan pengambilan tindakan medic yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Seperti pada penegakkan diagnosa positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi yang dapat menjadi terlalu awal atau melakukan SC yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negative palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin beresiko terkena infeksi yang lebih besar dan dapat mengancam kehidupan ibu, janin atau keduanya. Oleh karena itu di perlukan diagnosa yang tepat dan cepat.
Kepustakaan : 17 (2001-2008)
Keyword : Ketuban Pecah Dini (KPD)
Semoga dengan pembahasan mengenai Contoh KTI Tentang Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini ini dapat memberikan inspirasi kepada penngunjung semua terutama rekan mahasiswa kebidanan yang sedang membutuhkan contoh skripsi KTI.
Sampai disini, silahkan sering-sering berkunjung ke blog contoh karya tulis ini agar tidak ketinggalan update contoh KTI terbaru yang akan dibahas setiap minggunya.
Contoh Karya Tulis | Makalah | Skripsi | Laporan | KTI | KIR | Proposal
----/