Contoh teks dialog drama - Sebuah pementasan drama membutuhkan skrip atau teks dialog untuk dipelajari secara baik oleh para pemeran. Penyusunan naskah drama yang bagus akan ikut menjadi penentu sukses tidaknya sebuah adegan drama saat dipentaskan.
Setiap pemeran drama membutuhkan skrip drama yang telah disusun secara sempurna dan bisa memberikan materi pembelajaran karakter bagi para calon pemeran. Semakin bagus penyusunan teks dialog drama, maka potensi untuk bisa menampilkan sebuah lakonan (drama) yang memukau kian terbuka lebar.
Jumlah pemeran pada sebuah drama cukup beragam. Ada drama 4 orang, drama 5 orang, drama 6 orang hingga sebuah adegan drama yang dimainkan oleh puluhan orang.
Bagi Anda yang sedang membutuhkan contoh naskah drama untuk Anda jadikan sebagai referensi atau materi pembelajaran, berikut contoh naskah drama yang diharapkan berguna buat Anda.

CONTOH NASKAH DRAMA 5 ORANG
Vanggita: “mit, don, rajin sekali kalian berdua !”
Anita : “iya dong, tugas kita sebagai pelajar kan memanglah mesti belajar. Hehehe…” 
Vanggita: “iya juga sih. Eh ngomong-ngomong kalian tahu tidak, ada murid baru yang dapat masuk ke kelas kita hari ini. ” 
Joni: “oh ya, siapa namanya ? Lelaki atau wanita ?” 
Vanggita: “lelaki, namun saya juga belum tahu siapa namanya serta layaknya apa rupanya. ” 
Lonceng sekolah telah berbunyi 
Anita : “eh ayo masuk kelas !” 
Ketiganya memasuki area kelas. Bu Gurumasuk berbarengan seorang murid baru. 
Bu Guru: “selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kehadiran rekan baru 
dari aceh, ia dapat jadi rekan sekelas kalian. Silahkan perkenalkan 
dirimu, nak !” 
Gunawan 
Gunawan : “selamat pagi, teman-teman. Nama saya muhammad Gunawan. Saya datang dari aceh. ” 
Anita berbisik pada Vanggita: “jauh sekali ya, dari aceh geser ke bandung !” 
Vanggitacuma mengangguk sinyal setuju 
Bu Guru: “Gunawan, anda duduk di belakang Joniya menunjuk sesuatu meja 
kosong. Untuk sesaat anda duduk sendiri dahulu dikarenakan jumlah siswa 
di kelas ini ganjil. ” 
Gunawan segera duduk di kursi yang disediakan 
Bu Guru: “ya baiklah, saat ini kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku kalian di halaman 48…. ” 
Pelajaran lalu dimulai 
Tiba waktunya jam istirahat. Gunawan, yang belum mempunyai rekan, diam 
saja duduk di kursinya sembari menunduk. Rupanya belum ada yang akan 
mendekati Gunawan. Seluruh siswa di kelas itu tetap sungkan serta cuma 
akan tersenyum saja padanya tanpa berani mengajak untuk mengobrol lebih 
lanjut. 
Joni: “psst, mit, nggi, cobalah tengok anak baru itu, sendirian saja ya 
!” Berbisik pada Anita serta Vanggitawaktu mereka baru kembali dari 
kantin 
Anita : “ayo kita dekati saja. ” ketiganya hampiri Gunawan 
Vanggita: “hei, Gunawan. Kenalkan, saya anggi, ini Gunawan serta Anita menunjuk ke-2 temannya. ” 
Ketiganya duduk di sekitar Gunawan 
Gunawan : “hai, salam kenal. ” 
Joni: “kamu kok tidak jajan ke kantin ?” 
Gunawan : “aku… saya bawa bekal makanan pelan sekali, sembari tertunduk. ” 
Anita : “oh demikian, rajin sekali anda, wan ! 
Keempat siswa ini mulai terlibat pembicaraan mudah hingga Gunawan jadi ditemani 
Waktu jam pulang sekolah, Bu Gurumemanggil Vanggitaserta Joniyang akan pulang ke rumah. 
Bu Guru: “anggi, Joni! Kesini sebentar. Ibu akan bertanya suatu hal. ” 
Vanggitaserta Jonihampiri Bu Guru
Joni: “ada apa, bu ?” 
Bu Guru: “itu, bagaimana tingkah laku Gunawan di kelas ? Apakah ia dapat membaur ?” 
Joni: “dia agak pendiam, bu. Serta senang menunduk waktu bicara. ” 
Vanggita: “tadi di jam istirahat, kami berdua serta Anita berupaya 
mendekatinya. Kami mengobrol cukup lama, ia anak yang baik kok, cuma 
saja ia layaknya agak kurang yakin diri serta muram. ” 
Bu Guru: “hmm… demikian ya. Anak-anak, Gunawan yaitu di antara korban 
selamat tragedi tsunami aceh sebagian bln. Yang lantas. Ke-2 orang 
tuanya tewas terhempas ombak. Saat ini cuma tinggal ia serta adik 
perempuannya, annisa. Annisa tetap duduk di kelas 4 sd, di sd v kota 
kita ini. ” 
Vanggita: “ya tuhan, sungguh berat cobaan yang menimpanya…” 
Bu Guru: “iya. Untungnya, seorang pamannya tinggal di bandung hingga ia 
serta adiknya tinggal disini. Mereka tergolong masyarakat prasejahtera, 
hingga Gunawan betul-betul mesti berhemat. Pamannya berkata pada ibu 
tadi pagi, ia tidak dapat berikan duit jajan yang cukup untuk Gunawan 
hingga Gunawan mesti bekal nasi tiap-tiap hari supaya tidak lapar di 
sekolah. ” 
Joni: “oh pantas saja tadi jam istirahat ia tidak ke kantin. ” 
Bu Guru: “ya telah, ibu hanya akan katakan demikian. Kalian 
berbaik-baiklah dengannya. Temani dia supaya tidak jadi kesepian serta 
terus berduka. ” 
Vanggitaserta Jonipamit lantas pulang 
Di rumahnya, Joni terus-terusan memikirkan rekan barunya, Gunawan. 
Selanjutnya ia mendapatkan satu ide. Dikabarkannya Vanggitaserta Anita 
melewati sms. Esok harinya di jam istirahat…. 
Joni: “eh, kalian membawa apa yang saya katakan tempo hari, kan ?” 
Anita : “bawa dong. Ayo kita dekati Gunawan. ” 
Vanggita: “Gunawan, bolehkah kami bertiga makan bersamamu ?” 
Gunawan : kikuk serta kebingungan “eh, um.. Bisa saja.. ” 
Doni, anggi, serta Anita mengeluarkan bekal makanan mereka. Ketiganya 
juga membawa makanan makanan ringan untuk dimakan berbarengan, sudah 
pasti Gunawan juga kebagian. Dengan makan berbarengan tiap-tiap hari, 
mereka mengharapkan mampu menjadikan Gunawan lebih ceria. Sesudah 
makan… 
Gunawan : “terima kasih, teman-teman. Kalian amat baik kepadaku. ” 
Anita : “kamu ini bicara apa, sih ? Kita kan rekan, lumrah saja bila kita saling berlaku baik. ” 
Sejak itu Gunawan jadi makin kuat dikarenakan dukungan teman-teman 
barunya. Siswa-siswa lain di kelas itu lalu banyak yang berhimpun 
membawa bekal untuk dimakan berbarengan pada jam istirahat. Situasi jadi
 makin menyenangkan.
Demikian contoh naskah skenario drama untuk dimainkan oleh 5 orang/pemeran, semoga bermanfaat buat sahabat pembaca yang sedang mencari contoh naskah drama.
