Kepadatan penduduk Indonesia
di kawasan Asia Tenggara menempati urutan pertama. Sedangkan di dunia,
menempati urutan ke-4 setelah Amerika Serikat. Dengan kondisi seperti
itu. Indonesia banyak dilanda permasalahan, di antaranya adalah
banyaknya rakyat miskin di Indonesia. Untuk mengatasi hal
tersebut, sebaiknya ikutilah uraian materi berikut.
Jumlah penduduk Indonesia setiap saat selalu berubah. Tiap detik
terjadi kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Keadaan itu
disebut dinamakan kependudukan di Indonesia.
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas daerah. Kepadatan penduduk berbeda-beda antara daerah satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, di antaranya adalah:
1) fisiografis,
2) keamanan,
3) kebudayaan,
4) biologis, dan
5) psikologis.
Kepadatan penduduk dapat digolongkan menjadi kepadatan penduduk umum (aritmatik), kepadatan penduduk agraris dan kepadatan ekonomis.
1) Kepadatan penduduk umum, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempatinya.
Rumusnya: Kepadatan aritmatik = Jumlah penduduk / Luas wilayah × 1 km2
2) Kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata penduduk petani per satuan luas lahan pertanian.
Rumusnya: Kepadatan Agraris = Jumlah petani / Luas lahan pertanian × 1 km2
3) Kepadatan fisiologis atau ekonomis, yaitu jumlah penduduk yang dapat dijamin kehidupannya oleh tiap kesatuan lahan produktif.
Rumusnya: Kepadatan fisiologis = Jumlah penduduk / Luas lahan produktif × 1 km2
Pulau Jawa mempunyai kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 945 setiap km2, sedangkan pulau-pulau lain di luar Jawa masih sangat rendah. Kepadatan penduduk yang terendah adalah di Maluku dan Papua. Kepadatan penduduk di wilayah itu hanya 8 / km2
.
Kepadatan penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan. Masalah-masalah itu antara lain:
1) semakin berkurangnya lahan pertanian,
2) kemampuan produksi lahan menurun,
3) fasilitas sosial tidak mampu mengimbangi kebutuhan penduduk,
4) lowongan pekerjaan semakin sempit,
5) pendapatan penduduk rendah, dan
6) persaingan semakin ketat.
Demikian juga bagi daerah yang ditinggalkan, akan terjadi masalah, yaitu:
1) kekayaan alam belum bisa dimanfaatkan secara optimal,
2) tenaga kerja berkurang.
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas daerah. Kepadatan penduduk berbeda-beda antara daerah satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, di antaranya adalah:
1) fisiografis,
2) keamanan,
3) kebudayaan,
4) biologis, dan
5) psikologis.
Kepadatan penduduk dapat digolongkan menjadi kepadatan penduduk umum (aritmatik), kepadatan penduduk agraris dan kepadatan ekonomis.
1) Kepadatan penduduk umum, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempatinya.
Rumusnya: Kepadatan aritmatik = Jumlah penduduk / Luas wilayah × 1 km2
2) Kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata penduduk petani per satuan luas lahan pertanian.
Rumusnya: Kepadatan Agraris = Jumlah petani / Luas lahan pertanian × 1 km2
3) Kepadatan fisiologis atau ekonomis, yaitu jumlah penduduk yang dapat dijamin kehidupannya oleh tiap kesatuan lahan produktif.
Rumusnya: Kepadatan fisiologis = Jumlah penduduk / Luas lahan produktif × 1 km2
Pulau Jawa mempunyai kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 945 setiap km2, sedangkan pulau-pulau lain di luar Jawa masih sangat rendah. Kepadatan penduduk yang terendah adalah di Maluku dan Papua. Kepadatan penduduk di wilayah itu hanya 8 / km2
.
Kepadatan penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan. Masalah-masalah itu antara lain:
1) semakin berkurangnya lahan pertanian,
2) kemampuan produksi lahan menurun,
3) fasilitas sosial tidak mampu mengimbangi kebutuhan penduduk,
4) lowongan pekerjaan semakin sempit,
5) pendapatan penduduk rendah, dan
6) persaingan semakin ketat.
Demikian juga bagi daerah yang ditinggalkan, akan terjadi masalah, yaitu:
1) kekayaan alam belum bisa dimanfaatkan secara optimal,
2) tenaga kerja berkurang.
Jumlah Penduduk Indonesia
Jumlah penduduk dapat diketahui dengan cara sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei penduduk.
Sensus Penduduk (cacah jiwa); yaitu penghitungan jumlah penduduk
oleh Pemerintah dalam jangka waktu tertentu secara serentak. Sensus
penduduk dilaksanakan tiap 10 tahun dan dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).
Pemerintah Indonesia
telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun 1930, 1961, 1970, 1980,
1990 dan 2000. Kegiatan sensus penduduk meliputi kegiatan pengumpulan,
pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian
data-data kependudukan. Data yang disajikan meliputi data demografi,
sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Selanjutnya data-data tersebut
dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk bahan
perencanaan kebijakan pembangunan.
Sensus penduduk ada dua macam, yaitu:
• Sensus de facto yaitu penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk
yang berada di suatu wilayah ketika sensus dilaksanakan.
• Sensus de yure yaitu penghitungan/pencacahan terhadap penduduk yang
benarbenar bertempat tinggal di wilayah yang dilaksanakan sensus. Jadi
penduduk yang hanya bertamu atau menumpang tidak ikut didata.
Hasil sensus penduduk Indonesia, antara lain:
• tahun 1920 = 34,3 juta jiwa • tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
• tahun 1930 = 60,7 juta jiwa • tahun 1990 = 179,3 juta jiwa
• tahun 1961 = 97,1 juta jiwa • tahun 2000 = 209,6 juta jiwa
• tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
Survei penduduk, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
untuk melakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan
pada waktu dan tempat tertentu. Survei yang dilakukan meliputi survei
ekonomi nasional, survei angkatan kerja nasional dan survei penduduk
antarsensus (SUPAS). Sedangkan registrasi yaitu proses kegiatan
pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan,
erceraian, perubahan tempat tinggal dan perubahan pekerjaan secara
rutin. Pencatatan ini terutama dilakukan di tingkat pemerintah terendah
yaitu kelurahan.
Sekarang, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat
terbesar dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Sebelumnya,
ketika Uni Soviet belum bubar, Indonesia menempati urutan kelima.
----/